Persepsi tentang diri saya sendiri :
Tidaklah mudah untuk menggambarkan sisi positif dan negatif yang saya miliki dan membicarakannya dengan orang lain. Karena saya akan lebih mengetahui sisi positif saya dari pada sisi negatifnya.
Menurut saya sisi positif dari diri saya adalah saya seseorang yang baik, mudah untuk bergaul dengan siapa saja, saya juga orang yang periang, sabar terhadap pasangan saya, selain itu saya juga memiliki jiwa humoris dimana suasana akan menjadi lebih berwarna jika ada saya didekat mereka. Saya seorang pendengar yang baik dan penolong bagi teman dekat saya. Disamping itu, saya memiliki beberapa talenta yang bermanfaat bagi hidup saya. Dengan talenta yang saya miliki, saya dapat menjadikan talenta tersebut menjadi hobby sekaligus juga dapat menghasilkan keuntungan materi bagi diri saya sendiri.
Dari sisi-sisi tersebut diatas, saya juga memiliki sisi negatif yang terkadang suka tidak saya sadari. Antara lain seperti saya suka berdiam diri secara tiba-tiba, yang dikarenakan suasana hati yang tidak mendukung. Terkadang jika saya sedang marah dengan salah satu orang, maka orang lain yang berada disekitar saya juga akan terkena imbasnya.
Persepsi saya mengenai budaya Jawa khususnya mengenai suku atau orang-orang Jawa
Budaya Jawa atau lebih khususnya orang-orang Jawa tidak akan bisa jauh dari kehidupan saya, dikarenakan ayah saya adalah seorang pria keturunan Jawa, jadi tidaklah asing bagi saya untuk melihat orang-orang Jawa berkumpul bersama di lingkungan saya tinggal atau di rumah saya. Namun tidaklah mudah mempersepsikan mereka juga, karena seringkali kebudayaan atau kebiasaan daerah orang Jawa juga tergantung dari sikap masing-masing orang, jadi mungkin akan ada sedikit bias dalam persepsi saya.
Menurut pendapat saya, orang-orang Jawa memiliki kelebihan dan kekurangannya. Sisi kelebihannya yaitu orang Jawa suka menghargai orang lain, sopan terhadap siapa saja ataupun budaya apapun, sebagian orang Jawa bijaksana dalam menggunakan uangnya tetapi ada sebagian orang Jawa yang boros. Orang Jawa sangatlah menjaga perasaan orang lain dan suka membantu orang lain. Orang Jawa merasa tidak enak hati jika menolak permintaan bantuan dari orang lain.
Sisi negatif dari orang Jawa yaitu terkadang orang Jawa suka bertele-tele dalam mengungkapkan maksud tertentu kepada orang lain (menggunakan high context communication), selain itu sebagian dari mereka suka memendam perasaannya, mereka tidak bisa mengungkan perasaanya langsung terhadap orang lain.
Hasil wawancara tentang persepsi Budaya Jawa
Menurut persepsi orang tua saya sebagai masyarakat yang berasal dari Jawa, budaya Jawa adalah salah satu budaya yang dianut oleh sebagian besar warga negara Indonesia. Budaya Jawa patut dibanggakan karena masyarakatnya yang terus menjunjung tinggi kebudayaan mereka. Mereka ulet dalam membuat dan menciptakan sesuatu, sebagai contoh batik. Kebanyakan masyarakat Jawa sangat ulet, tekun, dan sangat menghargai hasil budayanya. Masyarakat Jawa juga mempunyai sikap tenggang rasa kepada masyarakat dari budaya atau suku lain. Keramahan dan kesopanan yang mereka terapkan, membuat orang dari budaya lain merasa nyaman untuk bercengkrama.
Masyarakat Jawa juga mempunyai sikap yang sabar, mereka tidak mudah menyerah dalam mengerjakan sesuatu.
Pembahasan Budaya Jawa (www.google.co.id)
Sebagian orang Jawa berusaha menselaraskan beberapa konsep pandangan leluhur, dengan adab islami, mengenai alam kodrati ( dunia ini ) dan alam adikodrati ( alam gaib atau supranatural ).
Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas ijin serta kehendakNYA. Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah sumber yang dapat memberikan penghidupan, keseimbangan dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung individu dengan dunia atas.
Sebagai tuntunan moral dan kehidupan, kamu diwajibkan untuk selalu bersyukur kepada Gusti, Tuhan yang maha kuasa yang telah memberimu kesempatan hidup didunia ini. Sebagai orang yang bertanggung jawab, kamu mempunyai kewajiban :
1. Bekerja dengan patut untuk memenuhi kebutuhanmu sendiri dan keluarga
2. Peliharalah baik-baik kesehatan ragamu, sehingga kamu juga akan mempunyai pikiran dan jiwa yang sehat. Merawat raga dengan baik itu sangat penting untuk semua aktivitas lahir dan batin.
3. Mempunyai budi luhur.
Dengan melakukan kewajiban-kwajiban diatas, akan lebih mudah bagimu untuk menyumbang kepada masyarakat, orang lain, negara dan dunia.
Meditasi atau semedi memang biasanya dilakukan bersama-sama dengan tapabrata, orang yang melakukan tapa ngeli misalnya, tidak hanya duduk diatas rakitnya saja sambil mbengong, tidak berbuat apa-apa, ia biasanya juga bermeditasi. Sebaliknya meditasi seringkali juga dijalankan bersama dengan suatu tindakan keagamaan lain, misalnya dengan berpuasa atau tirakat.
Istilah “ Pandangan Hidup Jawa “ di sini mempergunakan pengertian yang longgar, jadi istilah ini dapat saja diganti dengan istilah-istilah lain yang mempunyai arti yang kurang lebih sama, seperti “ Filsafat Jawa “ ( Abdulah Ciptoprawiro ) “ Filsafah Kejawen “ atau istilah lain lagi. Tetapi pandangan hidup Jawa, ini tidaklah identik dengan “ Aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “ atau “ Islam Abangan “ atau “ Mistik Jawa “ dan lebih-lebih dengan “ ilmu-ilmu klenik “. Sementara itu beberapa istilah lain seperti “ Agama Jawa “atau “ Agama Jawi “ ( Koentjaraningrat ) “ the religion of jawa “ ( Clifford Geertz ) dan lain-lain, itu tidak identik dengan “ Pandangan Hidup Jawa “ sekalipun terlihat adanya beberapa segi persamaan.
Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas ijin serta kehendakNYA. Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah sumber yang dapat memberikan penghidupan, keseimbangan dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung individu dengan dunia atas.
Berikut adalah contoh tembang budaya Jawa dengan terjemahannya :
Tak uwisi gunem iki saya akhiri pembicaraan ini
Niyatku mung aweh wikan saya hanya ingin memberi tahu
Kabatinan akeh lire kabatinan banyak macamnya
Lan gawat ka liwat-liwat dan artinya sangat gawat
Mulo dipun prayitno maka itu berhati-hatilah
Ojo keliru pamilihmu Jangan kamu salah pilih
Lamun mardi kebatinan kalau belajar kebatinan
Komunikasi antara Budaya Jawa dengan Budaya Kalimantan
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan.
Saya memilih budaya Kalimantan untuk dikomunikasikan kepada budaya Jawa, karena orang tua saya berasal dari Jawa dan Kalimantan. Jawa dan Kalimantan mempunyai sikap atau persepsi yang sama dalam hal kesetiaan kepada budayanya. Mereka menjunjung tinggi kebudayaannya dan setia terhadap keindahan budaya yang mereka miliki. Orang Jawa mempunyai sikap yang pendiam, sedangkan orang Kalimantan memiliki sikap yang mudah bergaul, jika disatu padukan, kebudayaan ini saling melengkapi satu sama lain.
Sisi negatif dari komunikasi antara dua budaya ini adalah orang Jawa lebih bersikap sabar dan mengalah dari pada terjadi keributan, sedangkan orang Kalimantan lebih memilih untuk menyelesaikan masalah saat itu juga. Orang Kalimantan menganggap orang Jawa menyimpan sakit hati tetapi sebenarnya mereka hanya lebih memilih untuk mengalah. Orang Kalimantan mempunyai suara yang lantang, keras, dan berani sedangkan orang Jawa mempunyai suara yang lembut dan perlahan – lahan. Sikap hormat harus selalu diterapkan di budaya Jawa dari sejak dini, baik hormat kepada orang yang lebih tua ataupun lebih muda. Dua kebudayaan ini saling melengkapi karena kedua kebudayaan ini bersikap sebaliknya.
Tidaklah mudah untuk menggambarkan sisi positif dan negatif yang saya miliki dan membicarakannya dengan orang lain. Karena saya akan lebih mengetahui sisi positif saya dari pada sisi negatifnya.
Menurut saya sisi positif dari diri saya adalah saya seseorang yang baik, mudah untuk bergaul dengan siapa saja, saya juga orang yang periang, sabar terhadap pasangan saya, selain itu saya juga memiliki jiwa humoris dimana suasana akan menjadi lebih berwarna jika ada saya didekat mereka. Saya seorang pendengar yang baik dan penolong bagi teman dekat saya. Disamping itu, saya memiliki beberapa talenta yang bermanfaat bagi hidup saya. Dengan talenta yang saya miliki, saya dapat menjadikan talenta tersebut menjadi hobby sekaligus juga dapat menghasilkan keuntungan materi bagi diri saya sendiri.
Dari sisi-sisi tersebut diatas, saya juga memiliki sisi negatif yang terkadang suka tidak saya sadari. Antara lain seperti saya suka berdiam diri secara tiba-tiba, yang dikarenakan suasana hati yang tidak mendukung. Terkadang jika saya sedang marah dengan salah satu orang, maka orang lain yang berada disekitar saya juga akan terkena imbasnya.
Persepsi saya mengenai budaya Jawa khususnya mengenai suku atau orang-orang Jawa
Budaya Jawa atau lebih khususnya orang-orang Jawa tidak akan bisa jauh dari kehidupan saya, dikarenakan ayah saya adalah seorang pria keturunan Jawa, jadi tidaklah asing bagi saya untuk melihat orang-orang Jawa berkumpul bersama di lingkungan saya tinggal atau di rumah saya. Namun tidaklah mudah mempersepsikan mereka juga, karena seringkali kebudayaan atau kebiasaan daerah orang Jawa juga tergantung dari sikap masing-masing orang, jadi mungkin akan ada sedikit bias dalam persepsi saya.
Menurut pendapat saya, orang-orang Jawa memiliki kelebihan dan kekurangannya. Sisi kelebihannya yaitu orang Jawa suka menghargai orang lain, sopan terhadap siapa saja ataupun budaya apapun, sebagian orang Jawa bijaksana dalam menggunakan uangnya tetapi ada sebagian orang Jawa yang boros. Orang Jawa sangatlah menjaga perasaan orang lain dan suka membantu orang lain. Orang Jawa merasa tidak enak hati jika menolak permintaan bantuan dari orang lain.
Sisi negatif dari orang Jawa yaitu terkadang orang Jawa suka bertele-tele dalam mengungkapkan maksud tertentu kepada orang lain (menggunakan high context communication), selain itu sebagian dari mereka suka memendam perasaannya, mereka tidak bisa mengungkan perasaanya langsung terhadap orang lain.
Hasil wawancara tentang persepsi Budaya Jawa
Menurut persepsi orang tua saya sebagai masyarakat yang berasal dari Jawa, budaya Jawa adalah salah satu budaya yang dianut oleh sebagian besar warga negara Indonesia. Budaya Jawa patut dibanggakan karena masyarakatnya yang terus menjunjung tinggi kebudayaan mereka. Mereka ulet dalam membuat dan menciptakan sesuatu, sebagai contoh batik. Kebanyakan masyarakat Jawa sangat ulet, tekun, dan sangat menghargai hasil budayanya. Masyarakat Jawa juga mempunyai sikap tenggang rasa kepada masyarakat dari budaya atau suku lain. Keramahan dan kesopanan yang mereka terapkan, membuat orang dari budaya lain merasa nyaman untuk bercengkrama.
Masyarakat Jawa juga mempunyai sikap yang sabar, mereka tidak mudah menyerah dalam mengerjakan sesuatu.
Pembahasan Budaya Jawa (www.google.co.id)
Sebagian orang Jawa berusaha menselaraskan beberapa konsep pandangan leluhur, dengan adab islami, mengenai alam kodrati ( dunia ini ) dan alam adikodrati ( alam gaib atau supranatural ).
Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas ijin serta kehendakNYA. Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah sumber yang dapat memberikan penghidupan, keseimbangan dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung individu dengan dunia atas.
Sebagai tuntunan moral dan kehidupan, kamu diwajibkan untuk selalu bersyukur kepada Gusti, Tuhan yang maha kuasa yang telah memberimu kesempatan hidup didunia ini. Sebagai orang yang bertanggung jawab, kamu mempunyai kewajiban :
1. Bekerja dengan patut untuk memenuhi kebutuhanmu sendiri dan keluarga
2. Peliharalah baik-baik kesehatan ragamu, sehingga kamu juga akan mempunyai pikiran dan jiwa yang sehat. Merawat raga dengan baik itu sangat penting untuk semua aktivitas lahir dan batin.
3. Mempunyai budi luhur.
Dengan melakukan kewajiban-kwajiban diatas, akan lebih mudah bagimu untuk menyumbang kepada masyarakat, orang lain, negara dan dunia.
Meditasi atau semedi memang biasanya dilakukan bersama-sama dengan tapabrata, orang yang melakukan tapa ngeli misalnya, tidak hanya duduk diatas rakitnya saja sambil mbengong, tidak berbuat apa-apa, ia biasanya juga bermeditasi. Sebaliknya meditasi seringkali juga dijalankan bersama dengan suatu tindakan keagamaan lain, misalnya dengan berpuasa atau tirakat.
Istilah “ Pandangan Hidup Jawa “ di sini mempergunakan pengertian yang longgar, jadi istilah ini dapat saja diganti dengan istilah-istilah lain yang mempunyai arti yang kurang lebih sama, seperti “ Filsafat Jawa “ ( Abdulah Ciptoprawiro ) “ Filsafah Kejawen “ atau istilah lain lagi. Tetapi pandangan hidup Jawa, ini tidaklah identik dengan “ Aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “ atau “ Islam Abangan “ atau “ Mistik Jawa “ dan lebih-lebih dengan “ ilmu-ilmu klenik “. Sementara itu beberapa istilah lain seperti “ Agama Jawa “atau “ Agama Jawi “ ( Koentjaraningrat ) “ the religion of jawa “ ( Clifford Geertz ) dan lain-lain, itu tidak identik dengan “ Pandangan Hidup Jawa “ sekalipun terlihat adanya beberapa segi persamaan.
Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas ijin serta kehendakNYA. Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah sumber yang dapat memberikan penghidupan, keseimbangan dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung individu dengan dunia atas.
Berikut adalah contoh tembang budaya Jawa dengan terjemahannya :
Tak uwisi gunem iki saya akhiri pembicaraan ini
Niyatku mung aweh wikan saya hanya ingin memberi tahu
Kabatinan akeh lire kabatinan banyak macamnya
Lan gawat ka liwat-liwat dan artinya sangat gawat
Mulo dipun prayitno maka itu berhati-hatilah
Ojo keliru pamilihmu Jangan kamu salah pilih
Lamun mardi kebatinan kalau belajar kebatinan
Komunikasi antara Budaya Jawa dengan Budaya Kalimantan
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan.
Saya memilih budaya Kalimantan untuk dikomunikasikan kepada budaya Jawa, karena orang tua saya berasal dari Jawa dan Kalimantan. Jawa dan Kalimantan mempunyai sikap atau persepsi yang sama dalam hal kesetiaan kepada budayanya. Mereka menjunjung tinggi kebudayaannya dan setia terhadap keindahan budaya yang mereka miliki. Orang Jawa mempunyai sikap yang pendiam, sedangkan orang Kalimantan memiliki sikap yang mudah bergaul, jika disatu padukan, kebudayaan ini saling melengkapi satu sama lain.
Sisi negatif dari komunikasi antara dua budaya ini adalah orang Jawa lebih bersikap sabar dan mengalah dari pada terjadi keributan, sedangkan orang Kalimantan lebih memilih untuk menyelesaikan masalah saat itu juga. Orang Kalimantan menganggap orang Jawa menyimpan sakit hati tetapi sebenarnya mereka hanya lebih memilih untuk mengalah. Orang Kalimantan mempunyai suara yang lantang, keras, dan berani sedangkan orang Jawa mempunyai suara yang lembut dan perlahan – lahan. Sikap hormat harus selalu diterapkan di budaya Jawa dari sejak dini, baik hormat kepada orang yang lebih tua ataupun lebih muda. Dua kebudayaan ini saling melengkapi karena kedua kebudayaan ini bersikap sebaliknya.
No comments:
Post a Comment